Komunikasi
adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari
seseoarang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut melibatkan lebih dari
sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, namun juga ekspresi wajah,
intonasi dan sebagainya.
Sesungguhnya
apa yang seseorang atau suatu hal tampilkan merupakan salah satu cara
berkomunikasi dengan komunikan. Seperti contoh, orang yang memakai jilbab,
secara tidak langsung dia memberikan informasi bahwa dia adalah seorang
muslimah. Atau ketika sebuah obat terdapat lingkaran berwarna merah, itu
tandanya memberikan informasi bahwa obat itu adalah obat keras.
Komunikasi
yang terjadi di dunia saat ini sudah amat sangat berkembang pesat. Kemajuan
teknologi mengambil peran yang sangat banyak dalam kehidupan manusia saat ini. Beragam
media menjadi sarana yang paling ampuh untuk berkomunikasi dengan masyarakat.
Mulai dari media cetak, elektronik, visual, online dan lain-lain. Perkembangan
ini sangat baik jika diimbangi dengan konsep kreatif yang sesuai dengan segmen
yang ditentukan.
Dalam
media cetak maupun yang berbentuk digital, masih banyak ditemukan artikel yang
mengandung makna ambigu, judul tidak sesuai dengan isi beritanya. Hal ini dapat
menyebabkan konflik terhadap para pembaca.
Selain
itu, di Indonesia, acara televisi yang menjadi sumber komunikasi dan informasi
yang banyak digunakan masyarakatnya, tidak dapat menjaga etika dalam penyiaran. Terbukti dari hasil riset Nielsen tentang pengukuran pemirsa TV 2012, menunjukkan bahwa sampai saat ini, konsumsi media televisi masih memimpin total konsumsi media, yaitu sebesar 94 persen dari total populasi media konvensional di Tanah Air. Dalam sehari, pemirsa bisa menghabiskan sekitar 4,5 jam duduk di depan TV, dan 24 persen dari total waktu tonton mereka dihabiskan untuk menonton sinetron.
Oleh karena itu tayangan yang tidak ada unsur edukasi dapat dengan mudah dinikmati oleh anak-anak
kecil. Banyak sinetron yang mengedepankan rating
daripada kualitas. Adegan penganiayaan, bullying
di sekolah, tindakan siswa yang tidak sopan dengan guru atau orang tuanya
dan masih banyak hal lain. Dampaknya, banyak anak-anak yang masih di bawah umur
sudah mengerti soal tawuran, malawan orang tua, kabur dari rumah, mencoba bunuh diri bahkan melakukan hubungan percintaan layaknya orang dewasa.
Ini
merupakan bahaya besar bagi perkembangan perilaku anak-anak tersebut, karena
mereka terus dijejali dengan tontonan yang tidak berkualitas dan akibatnya anak-anak tersebut dapat dengan
mudah mengikuti perilaku yang mereka tonton di layar kaca.
Sangat
sedikit bahkan dapat dihitung dengan jari, acara televisi di Indonesia yang
sarat akan nilai edukasi, tentunya yang cocok untuk dinikmati anak-anak kecil
tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar